Kebudayaan Jawa merupakan satu dari sekian banyak kebudayaan lokal yang ada di Indonesia. Kebudayaan Jawa, sesuai dengan namanya, merupakan kebudayaan yang terlahir di antara masyarakat suku Jawa. Kebudayaan Jawa tercipta dengan beragam asimilasi budaya dan nilai dari setiap perkembangan sosial – kemasyarakatan suku Jawa. Pengaruh kepercayaan dan nilai keagamaan juga termasuk ke dalamnya.
Sedekah bumi merupakan salah dua contoh dari kebudayaan Jawa. Sedekah bumi ini digunakan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk rasa syukur.
Kebudayaan Jawa
Latar belakang kebudayaan Jawa
Kebudayaan jawa merupakan sebuah budaya yang dibangun oleh suku Jawa. Kebudayaan suku Jawa merupakan hasil dari peninggalan sejarah kerajaan besar Jawa khususnya Majapahit dan Mataram Baru. Ditambah lagi dengan pengaruh Hindu-Budha serta animisme-dinamisme. Hal itu mengakibatkan terbentuknya filosofis suku Jawa yang sangat menjunjung keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam hidup.
Pembentukan budaya Jawa didasarkan kepada rasa hormat akan alam dan sesama. Hal ini yang mengakibatkan budaya Jawa mempunyai karakteristik berdasarkan kondisi geografinya. Kedekatan masyarakat terhadap alam pula yang menyebabkan berkembangnya pemikiran mengenai fenomena kosmogoni dalam alam pemikiran masyarakat Jawa, yang kemudian melahirkan beberapa tradisi atau ritual yang berkaitan dengan penghormatan terhadap alam tempat hidup mereka.
Selain itu, pada masa masuknya Islam ke Pulau Jawa budaya Jawa yang telah tercampur pengaruh Hindu-Budha sudah mengakar kuat. Karena hal itu, Islam masuk melalui proses penyesuaian terhadap adat istiadat, tradisi, dan budaya Jawa saat itu, kemudian ditambahkan unsur atau nilai-nilai Islam di dalamnya.
Dinamika kebudayaan Jawa
Kebudayaan Jawa diyakini telah ada sebelum datangnya masa Hindu-Budha dengan berkembangnya kepercayaan animisme-dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu dan Budha, maka budaya Jawa mengambil unsur-unsur tersebut. Ditambah lagi dengan pengaruh Islam yang menambahkan nilai-nilai Islam ke dalam budaya dan tradisi Jawa.
Namun, saat ini tradisi – tradisi Jawa sudah jarang dilakukan. Hanya beberapa daerah saja yang menggelar tradisi leluhur. Tak bisa dibantah jika Kebudayaan Jawa mulai memudar. Sedikit demi sedikit budaya Jawa yang begitu mengakar kuat sejak zaman dahulu kala hingga kini, tak dapat ditampik akan terkena juga dampak globalisasi.
Sedekah Bumi
Definisi sedekah bumi
Sedekah Bumi adalah salah satu upacara tradisional adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Sedekah bumi ini dilakukan di kalangan masyarakat petani di wilayah yang kental akan unsur agrarianya. Tradisi ini dilakukan dengan mengadakan pesta rakyat dengan hasil panen dari pertanian warga. Umumnya sedekah bumi dilaksanakan menjelang musim tanam atau pada akhir musim tanam.
Latar belakang tradisi sedekah bumi
Sedekah kepada bumi merupakan produk dari kepercayaan animisme – dianamisme yang dilakukan untuk persembahan kepada “penunggu” atau roh halus atau bisa kepada dewa – dewi. Setelah masuknya pengaruh Hindu – Budha, ritual ini dipercaya untuk memberikan keseimbangan antara manusia dengan Dewa, manusia dengan alam dan manusia dengan sesama manusia.
Setelah masuknya Islam ke budaya Jawa, kebudayaan Jawa bertransformasi dengan adanya asimilasi budaya dari beragam pengaruh budaya tadi. Hal ini mendorong adanya tradisi sedekah bumi berubah dari pengaruh Hindu-Budha yang mengarahkan sedekah tersebut menjadi sesaji, dan setelah itu berubah dengan sedekah tersebut diberikan kepada manusia.
Latar belakang dilakukannya sedekah bumi adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harapan petani agar hasil tani pada masa tanam yang akan datang dapat mendapatkan panen yang lebih baik. Selain itu juga untuk menunjukkan rasa syukur kepada alam yang memberikan berkah. Hal ini dilakukan supaya manusia pribadi tidak lupa akan alam yang memberikan kehidupan yang melimpah. Manusia selalu mengeruk alam dan merupakan puncak rantai makanan. Jika manusia sendiri tidak mau untuk memelihara dan melakukan pemulihan alam, maka manusialah yang nantinya akan terganggu.
Prosesi tradisi sedekah bumi
Prosesi sedekah bumi secara umum dilakukan menjelang musim tanam dan berakhirnya musim panen. Tradisi ini dilakukan di sawah demplot. Sawah demplot merupakan sawah percontohan milik perorangan yang dikelola bersama – sama. Jika daerah tersebut tidak memiliki sawah demplot, maka dapat dilakukan di sawah yang memiliki nilai strategis, misalnya dekat dengan jalan, atau sawah yang memiliki pematang luas dan bisa juga sawah yang dinilai menghasilkan panen yang baik. Selain itu juga dapat menggunakan pendopo desa untuk hal keramaian, dan juga diselenggarakannya pertunjukan wayang purwa, yang memiliki arti petani harus bersiap – siap untuk masa tanam yang akan datang.
Setelah itu dilakukan acara ritual keagamaan di antara dua pohon yang dianggap sakral oleh warga setempat. Setelah itu aka diselenggarakan pesta rakyat di alun – alun desa atau pendopo desa dengan mengarak hasil bumi dan dibagikan ke pada warga dan hasil bumi tersebut bisa dinikmati oleh warga.
Dinamika tradisi sedekah bumi
Awal sedekah bumi adalah ritual yang dilakukan nenek moyang yang meyakini perkara mistis. Mereka melakukan persembahan atau kurban dari hasil pertanian untuk makhluk gaib yang mereka percaya dengan pengaruh animisme – dinamisme. Sedekah bumi sekarang sudah memuat nilai – nilai Islam akibat masuknya pengaruh Islam di Jawa oleh Walisongo. Dengan adanya pengaruh tersebut, konsep sedekah bumi yang awalnya ditujukan kepada alam, kini diberikan lagi kepada manusia.
Setelah itu, tradisi sedekah bumi tetap dilakukan turun temurun sampai saat ini. Namun, sekarang dengan adanya pengurangan lahan pertanian membuat tradisi sedekah bumi mulai menghilang.
Nilai – Nilai Sedekah Bumi
Syukur dan harapan
Rasa syukur atas apa yang masyarakat peroleh dari hasil kerja keras mereka bekerja ditandai dengan hasil panen atau hasil laut yang diperoleh. Jika bukan karena Tuhan yang memberi, lantas siapa? Manusia hanya bisa bekerja keras, perkara hasil adalah pemberian dari Ilahi. Selain itu, masyarakat juga sekaligus menghantarkan doa sebagai wujud harapan mereka untuk hari – hari ke depan. Hal ini supaya mereka dapat memperoleh hasil panen atau hasil laut lebih baik lagi .mereka berharap kehendak Ilahi dapat memberikan
mereka kemudahan untuk mendapat rezeki. Kehidupan masyarakat petani dan pelaut bergantung kepada alam. Oleh karena itu mereka memiliki harapan agar cuaca bisa mendukung kehidupan mereka. Harapan yang lain adalah harapan kepada alam supaya tetap baik. Masyarakat memiliki harapan bahwa alam yang menopang kehidupan ini tidak menjadi rusak.
Bangga terhadap tradisi sendiri
Saat ini, sedekah bumi tidak hanya kepunyaan masyarakat dengan kultur agraria yang tinggi, namun juga merupakan milik semua orang dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Hal ini karena dapat membedakan tradisi negara lain dengan negara Indonesia. Tradisi ini memberikan isyarat bahwa Indonesia memiliki beragam tradisi dan budaya yang juga berkontribusi kepada sosial – masyarakat, dan alam sekitar.
Tanggung jawab sosial dan kecintaan kepada alam
Manusia memiliki tanggung jawab sosial bersama untuk menjaga lingkungan dan alam. Alam yang memberikan segala kebutuhan dengan izin Yang Mahakuasa. Manusia sudah selayaknya turut serta menjaga
alam, tidak hanya memberangus alam secara membabi buta. Manusia harus memikirkan secara keseluruhan bahwa nanti setelah mereka juga akan lahir manusia daripada mereka. Untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, manusia haruslah menjaga alam.
Sedekah Bumi merupakan sebuah bentuk tradisi untuk mensyukuri pemberian dari alam. Keseimbangan dalam alam perlu dijaga, jangan menunggu alam sendiri yang akan melakukan keseimbangannya yang baru. Jika hal ini terjadi, maka manusia mungkin hanya akan tersisa sedikit bersama hewan, dan tumbuhan sampai bumi berhasil memulihkan dirinya sendiri.